TANTANGAN MANAJEMEN SAPI DI WILAYAH TROPIS
Kita semua sama-sama memahami bahwa beternak yang baik itu harus memenuhi 2 aspek penting, yaitu produksi yang bagus serta reproduksi yang bagus. Produksi yang baik menjamin kepastian Cash Flow dan menjaga kesehatan bisnis jangka pendek. Sedangkan reproduksi yang baik akan menjamin keberlanjutan bisnis peternakan itu sendiri.
Bagi bisnis peternakan perah, maka ukuran produksi yang baik adalah ADM (Average Daily Milk), yaitu produksi rata-rata harian. Sedangkan pada peternakan pedaging, maka ukuran produksi yang baik adalah ADG (Average Daily Gain), yaitu pertambahan berat badan harian. Namun baik ternak perah maupun pedaging punya ukuran sama dalam menilai performa reproduksi, yaitu calving interval. Semua ukuran ini dijadikan standar dalam menentukan KPI (Key Performance Indicator) teknis setiap peternakan.
Peternakan di daerah tropis seperti Indonesia memilik keunikan tersendiri yang membutuhkan kajian terpisah dari belahan dunia lainnya agar hasil dari manajemen yang diterapkan sesuai ekspektasi. Tantangan beternak di daerah tropis tentu saja berbeda dengan daerah subtropis dan menuntut pola manajemen yang berbeda pula. Tantangan tersebut adalah :
- STANDARISASI GENETIK.
Sistem peternakan di Indonesia belum menerapkan standarisasi kualitas genetik yang jelas. Keragaman genetik yang ada menyebabkan akurasi pola manajemen beternak di Indonesia masih menjadi PR besar. Sistem recording berbasis genetik yang belum menjadi prioritas mengakibatkan variasi perlakuan prosedur menjadi isu signifikan. Kita memahami bahwa performa akan sangat ditentukan oleh potensi genetik yang dikombinasikan dengan lingkungan (baik yang alami maupun yang terkondisi). Kita harus mengakui bahwa secara umum kita tidak benar-benar bisa memastikan kualitas sapi pada saat kita membeli bibit untuk dimasukkan ke dalam populasi kita. Kita belum menggunakan teknologi terkini untuk standarisasi genetik ini.
- VARIASI AGEN INFEKSI.
Kuman penyebab infeksi di daerah tropis relatif lebih bervariatif karena hangatnya suhu lingkungan dan tingginya kelembaban. Sejauh yang kami pahami, dari sekian banyak penyakit yang pernah ada, hanya 1 jenis penyakit saja yang dinyatakan hilang dari bumi ini yaitu rinderpest. Sisanya tetap menjadi ancaman yang sewaktu-waktu bisa muncul kembali dan berpotensi untuk menjadi wabah berikutnya. Oleh karenanya, kadar imunitas hewan akan selalu menjadi prioritas jika ingin terhindari dari efek ancaman penyakit tersebut. Kelalaian dalam memiliki imunitas akan berdampak pada mudahnya berbagai infeksi. Infeksi virus bisa menjadi pintu masuk infeksi bakteri dan infeksi bakteri akan menjadi permulaan dari permasalahan metabolisme.
- HEAT STRESS.
Tantangan lain pada daerah tropis adalah Heat Stress. Tingginya suhu lingkungan yang dikombinasi dengan tingginya kelembaban akan memicu stress pada setiap ruminansia. Kita memahami bahwa kesehatan ruminansia sangat ditentukan oleh kesehatan rumen dimana rumen ini sangat sensitif pada kadar keasaman rumen. Kesehatan rumen sangat ditentukan oleh keberadaan air liur yang hanya akan diproduksi pada saat sapi mengunyah dan menggerakkan rahangnya. Air liur adalah zat kimia alami utama dalam menjaga kestabilan pH rumen. Panas lingkungan ditambah kelembaban tinggi akan memicu sapi untuk mengurangi gerakan rahang karena sapi akan cenderung diam atau sering minum air saja. Selain berkurangnya intake pakan yang akan berujung pada ketosis, kondisi ini juga akan memicu asidosis serta menjadi permulaan masalah-masalah ikutan lainnya.
- TROPICAL INSECT.
Kehangatan tropis menjadi magnet tersendiri untuk berkembangnya serangga lebih cepat. Dengan kondisi ini, maka penyakit yang ditularkan dengan bantuan vektor serangga (vectorborne disease) baik pada manusia semacam Malaria, Demam Berdarah Dengue, Cikungunya dan pada hewan semacam LSD (Lumpy Skin Disease) cepat atau lambat akan selalu menjadi ancaman. Biosecurity dalam mengendalikan penyakit ini sangat ditentukan oleh kedisiplinan dalam mengendalikan vektornya.
Kondisi tropis dengan segala keunikannya ini membuat kita harus bersiap dengan memastikan adanya perlindungan maksimal pada hewan ternak kita. Kedisiplinan Biosecurity, pelaksanaan vaksinasi, prosedur isolasi pada hewan sakit serta SOP penanganan setiap penyakit adalah mandatory yang tidak bisa ditawar.
Recommended Posts
ASIAN ANIMAL HEALTH AWARD 2024
Maret 15, 2024