PETA PETERNAKAN SAPI PERAH INDONESIA

    Sejarah panjang persapiperahan di Indonesia telah memberikan begitu banyak pelajaran dan kisah sukses.

    Sapi perah di Indonesia yang awalnya dipelihara di daerah Lembang untuk memenuhi kebutuhan para pejabat Hindia Belanda, telah berkembang di seluruh pulau Jawa dan saat ini bahkan telah dikembangkan di sulawesi, kalimantan hingga sumatera.

    Usaha pemerintah untuk membuat peternakan sapi perah ini berkembang lebih terstruktur dan terorganisir dimulai tahun 70-an dan sangat massif pada tahun 80-an dengan model peternakan kerakyatan berbasis koperasi persusuan.

    Industri Pengolahan Susu yang telah berdiri sebelumnya (Ultra Jaya / 1953, Nestle/1973, indomilk/1967, Frissian Flag / 1967-1970) mendapat dukungan pemerintah untuk mendapatkan bahan baku susu segar dari dalam negeri. Dukungan ini diwujudkan dalam bentuk importasi secara massif sapi perah jenis Friessian Holstein sejak akhir tahun 70-an hingga awal tahun 80-an dari Australia. Tahun 80-an hingga awal 90-an adalah masa kejayaan peternak sapi perah kerakyatan di Indonesia.

    Peraturan pemerintah yang mewajibkan seluruh IPS menyerap seluruh susu segar dari peternak rakyat membuat peta persapiperahan menjadi sangat menarik bagi peternak rakyat. Koperasi persusuan tumbuh seperti jamur di musim hujan diseluruh sudut pulau jawa. Bandung, Boyolali dan Malang adalah icon peternakan sapi perah di Indonesia.

    Akhir 90-an adalah momentum berubahnya situasi seiring dengan perubahan peta perpolitikan dan ekonomis global. Kritis ekonomi akhir 90-an membuat pemerintah harus merubah kebijakan disegala bidang dan bidang persusuan adalah salah satu yang terkena imbas nya. Perubahan ini ternyata juga menjadi titik berubahnya peta peternakan sapi perah dan persusuan di Indonesia yang tadinya 100% berbasis peternakan kerakyatan berbasis koperasi.
    Sejak akhir 90-an, mulai bermunculan peternakan sapi modern dengan skala besar berbasis perusahaan swasta dan kita menyebutnya Mega Farm. Peternakan ini menerapkan berbagai teknologi terkini dan sistem yang jauh lebih rapi dan terukur. PT GREENFIELDS Indonesia Dairy Farm yang dulunya adalah bernama PT. Prima Japfa Jaya adalah pelopor peternakan sapi perah modern di Indonesia dan tercatat sebagai peternakan sapi perah terbesar di Asia Tenggara.

    Perubahan peta peternakan sapi perah di Indonesia pada akhir 90-an ini tidak berhenti hingga sekarang. Seiring dengan perbaikan ekonomi masyarakat, perbaikan tingkat pendidikan dan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah maka kebutuhan susu Nasional semakin meningkat. Program wajib belajar yang diberlakukan pemerintah sejak tahun 80-an telah Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dan secara otomatis juga meningkatkan pemahaman masyarakat akan protein hewani.

    Perubahan signifikan inilah yang juga secara tidak langsung memicu perubahan pola peternakan sapi perah di Indonesia. Peternakan sapi perah yang tadinya 100% identik dengan kandang sapi sederhana dengan kepemilikan 1-2 ekor dibelakang rumah, kini mulai berubah dengan munculnya peternakan modern dengan kapasitas ribuan.

    Perubahan berikutnya adalah munculnya peternakan menengah yang mulai terdeteksi sejak tahun 2000-an. Kecepatan sirkulasi informasi, munculnya “kelas baru” dalam bidang peternakan sapi perah, meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah yang menginginkan produk yang lebih bervariasi dengan tampilan berbeda telah merangsang munculnya beberapa kelompok peternak sapi perah dengan gaya dan kelas ”baru”. Peternak “besar” yang dulunya bergabung dengan koperasi mulai ingin “mandiri” mencontoh sistem modern. Peternak baru yang “tidak ingin kecil” kemudian muncul dengan kapital pribadi yang besar namun tidak sebesar korporasi. Kombinasi berbagai situasi ini memunculkan fenomena “peternak sapi perah kelas menengah” dengan kemampuan populasi puluhan hingga ratusan.

    Perubahan yang terjadi pada dunia peternakan sapi perah terus terjadi. Saat ini jumlah Mega Dairy Farm semakin banyak dan tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. GREENFIELDS Indonesia yang dulunya adalah pemain tunggal di kelas ini, kini memiliki teman sekelas seperti UPBS Dairy Farm, Rafles Dairy Farm, Great Giant Livestock, Global Dairy Alami, Agri Prima Sukses dan sebagainya. Jumlah Middle Dairy Farm pun juga semakin banyak dan melakukan ekspansi keluar jawa. Dilihat dari sisi populasi, Peternakan rakyat yang dulu mendominasi, kini juga masih mendominasi meskipun mulai tergeser. Jika dulu 100% adalah peternakan rakyat, kini mungkin hanya tinggal 85% saja.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *