meningkatkan
PRODUKSI dan EFISIENSI
Pasca wabah PMK
Oleh. Deddy F. Kurniawan
Kita semua tentu sepakat bahwa beternak itu adalah bisnis dan setiap bisnis berorientasi pada profit. Meskipun masing-masing bisnis memiliki cara berbeda dalam mengejar profit, namun terdapat nilai universal yang berada dalam usaha mendapatkan profit dalam bisnis, yaitu kombinasi antara peforma, efisiensi dan bisnis model. Performa menunjukkan adanya optimalisasi potensi yang dimiliki, efisiensi menunjukkan kejelian melihat resiko, dan bisnis model adalah kecakapan mengelola dalam hal detail untuk melejitkan keuntungan. Mengusahakan performa dan efisiensi adalah kemampuan melihat kondisi internal namun bisnis model adalah keahlian melihat kondisi luar.
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku memberikan pelajaran penting pada kita bahwa manajemen produksi dan efisiensi adalah agenda utama kita. Sumber daya kita yang terbatas dan ancaman pada dunia peternakan membuat kita harus jeli dalam mengambil keputusan manajemen pengelolaan ternak kita. Kita harus fokus pada hal-hal penting dan yang signifikan pengaruhnya pada performa. Kita harus fokus pada pengelolaan sumber daya dan potensi yang efisien agar keterbatasan tersebut memberikan dampak yang besar. Berikut tips nya :
- POPULASI
Kita bisa meningkatkan produksi dengan menambah populasi secara instan, yaitu memasukkan sapi tambahan ke dalam populasi kita. Tentu saja ini hanya bisa dilakukan bagi peternakan yang memiliki modal besar saja. Masalahnya, kondisi saat ini kondisi stok sapi di dalam negeri juga sedang tidak baik-baik saja. Kalopun kita memiliki uang, tidak banyak sapi yang bisa “dipilih”, sehingga pilihannya adalah impor. Masalah berikutnya, harga sapi impor juga tidak murah karena di banyak bagian dunia lain juga terdapat wabah PMK yang menyebabkan permintaan sapi dunia meningkat. Jadi, pilihan menambah populasi tidak semudah membalik telapak tangan.
- PRODUKTIFITAS
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah meningkatkan performa per-individu. Kita bisa melakukannya dengan merubah cara beternak, memberikan tambahan fasilitas kenyamanan sapi semacam kipas angin, fasilitas air minum adlibitum, memasang sikat sapi, merubah formula beternak, merubah bentuk kandang, mengganti ransum pakan, memberikan berbagai tambahan suplemen, memberikan vaksinasi untuk mencegah ancaman penyakit menular berikutnya dan sebagainya. Meski cara ini lebih realistis dilakukan, namun juga membutuhkan sumberdaya yang tidak sedikit.
- REPRODUKTIFITAS
Hal ketiga yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan sapi untuk melahirkan. Melakukan berbagai cara untuk mempercepat kelahiran dan memudahkan kelahiran. Hal ini ditujukan agar target perbanyakan populasi bisa dilakukan semakin cepat. Kita perlu fokus pada Calving Interval dengan berbagai cara, dari pemetaan masalah reproduksi, identifikasi infeksi saluran reproduksi, pelaksanaan SOP persiapan kelahiran (Transisi) hingga melahirkan, menerapkan konsep Fresh Drenching pada sapi yang baru melahirkan, menerapkan berbagai SOP untuk meningkatkan kemampuan hidup pedet lahir dan mengurangi kejadian still birth, hingga prosedur pemeliharaan pedet agar memiliki laju tumbuh yang baik. Ingat, performa sapi Ketika dewasa ditentukan oleh performa dan kejadian pada periode pedet nya (dari lahir hingga sapih).
- SELEKSI
Berikutnya, efisiensi akan bisa tercapai jika kita memberikan perlakuan yang tepat pada obyek yang pas. Sapi harus diperlakukan sesuai dengan potensinya. Sapi dengan potensi produksi tinggi harus mendapatkan nutrisi yang tinggi energi. Sapi dengan resiko pincang tinggi harus ditempatkan di kandang dengan alas empuk dan nutrisi rendah resiko asidosis. Sapi dengan potensi reproduksi tinggi namun produksi rendah harus dioptimalkan dengan pelaksanaan inseminasi menggunakan genetic premium. Sapi dengan potensi marbling tinggi harus mendapatkan pakan dengan arah yang sama. Ketidakpahaman kita tentang potensi ini akan mengakibatkan kesalahan perlakuan dan ujungnya berkibat pada buruknya efisiensi. Keahlian untuk melakukan seleksi berdasarkan potensi menjadi VITAL. Teknologi Genomik yang sudah mulai banyak dikenal para peternak di Indonesia memungkinkan pelaksanaan seleksi spesifik dengan akurasi paling tinggi.
- MANAJEMEN SPESIFIK
Manajemen yang baik adalah manajemen yang sesuai potensi dan sumberdaya. Jika sapi memiliki potensi tidak tahan panas, maka manajemen nya harus diarahkan untuk menurunkan resiko akibat Heat Stress ini. Bentuk kandang, formulasi nutrisi, pemberian suplemen, pemilihan fasilitas, jenis produk, pemilihan bahan dan sebagainya akan sangat bermanfaat jika potensi yang sudah diketahui dikombinasikan dengan manajemen yang pas. Ilmu dan Teknologi yang sudah banyak beredar di berbagai negara bisa dengan mudah kita adopsi jika kita sudah memiliki data spesifik dari sapi yang kita miliki.
Berlanjut…