Kontrak Reproduksi Sapi untuk Calving Interval Optimal
Setiap peternak, dokter hewan, paramedis dan seluruh stakeholder persapian lainnya sudah paham jika Calving Interval adalah impian yang ideal. Berbagai program pemerintah 10 tahun terakhir dibidang peternakan sapi pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi target ini. Tidak terkecuali, pun Program Reproduksi di setiap Mega Farm adalah dalam rangka memenuhi KPI Calving interval optimal dibawah 400 hari.
Peternakan sapi yang baik adalah peternakan sapi yang memenuhi 2 kriteria, yaitu Produksi yang bagus dan Reproduksi yang bagus. Produksi bagus akan menjamin cashflow yang sehat, sedangkan Reproduksi yang baik akan menjamin keberlanjutan peternakan tersebut. Ada perbedaan signifikan antara peternakan sapi perah dan sapi potong ketika berbicara tentang produksi. Pada peternakan sapi perah, produksi yang baik ditunjukkan dengan produksi susu perhari maupun perlaktasi. Sedangkan pada peternakan sapi potong, produksi yang baik ditunjukkan dengan pertambahan bobot badan harian. Namun dalam sisi Reproduksi, kedua jenis peternakan ini memiliki parameter yang sama, yaitu Calving Interval. Parameter Reproduksi lainnya semacam SPC (Service Per Conception), CR (Conception Rate), PR (Pregnancy Rate) dan semacamnya, pada dasarnya diarahkan untuk mendapatkan Calving Interval Optimal.
Sebelum kita melakukan prosedur untuk memenuhi target tersebut, ada baiknya kita memahami bagaimana logika perhitungan sederhananya. Karena Calving interval diukur dengan parameter waktu, maka perhitungan yang kita lakukan juga berdasarkan hal yang sama.
Logikanya, karena kita sudah mengetahui banyak parameter dan ukuran Reproduksi sapi, maka sebenarnya perhitungan presisi untuk calving interval juga bisa dilakukan.
Beberapa informasi yang bisa kita jadikan standar perhitungan adalah :
- Sapi membutuhkan waktu 40 hari untuk melakukan involusi uteri (menyiapkan rahim kembali setelah melahirkan)
- Sapi membutuhkan 21 hari untuk bersiklus reproduksinya.
- Rata-rata sapi memiliki masa kebuntingan 283 hari.
Beberapa parameter diatas bisa kita jadikan dasar untuk mengetahui kapan prosedur reproduksi (mulai dari pemeriksaan organ, sinkronisasi berahi, inseminasi buatan, pemeriksaan kebuntingan dll) kita lakukan. Jika kita terlambat melakukan prosedur dalam target waktu yang kita hitung, maka otomatis akan menunda durasi calving intervalnya.
Beberapa pertanyaan yang muncul adalah :
- Kapan target sapi harus bunting..??
- Kapan waktu terbaik untuk inseminasi buatan..? Berapa kali batas toleransi melakukan IB..?? apakah harus 100% IB..?
- Kapan waktu terbaik untuk mulai melakukan pemeriksaan organ reproduksi..? Bagaimana prosedurnya..? Bagaimana cara evaluasi nya..?
- Kapan waktu terbaik untuk intervensi hormonal atau sinkronisari berahi..? Bagaimana prosedurnya..?
- Kapan waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan kebuntingan..? Prosedur terbaik apa yang bisa digunakan..? Bagaimana cara evaluasinya..?
Semua pertanyaan diatas akan terjawab ketika kita memahami beberapa perhitungan ini (asumsi target Calving Interval 400 hari) :
Target sapi harus bunting :
400 – masa kebuntingan
400 – 283 = 177
artinya, sapi harus sudah bunting maksimal 117 hari setelah melahirkan.
Waktu terbaik melakukan IB :
minimal : setelah involusi uteri (41)
maksimal : target sapi harus bunting (117)
Artinya, sapi bisa dilakukan IB antara 40-117 hari. Penelitian menunjukkan bahwa waktu terbaiknya adalah 60-80.
Waktu untuk mulai melakukan pemeriksaan organ Reproduksi :
10 hari paska involusi uteri
artinya jika sampai hari ke 50 paska melahirkan jika sapi masih belum menunjukkan gejala berahi, maka pemeriksaan kesehatan organ reproduksi harus dilakukan. Prosedur ini kita sebut FRESH CHECK
Waktu untuk mulai melakukan intervensi hormonal dan sinkronisasi berahi :
1-2 minggu sebelum waktu terbaik melakukan inseminasi (60-80 hari paska melahirkan).
Tergantung prosedur hormonal yang dipilih, maka pada saat melakukan fresh check juga harus direncanakan untuk melakukan intervensi hormonal.
Waktu untuk melakukan pemeriksaan kebuntingan :
30-35 hari paska inseminasi dimana sapi tidak lagi menunjukkan gejala berahi setelahnya (NRC / Non Return Cow)
Semoga bermanfaat..
Recommended Posts
SNI 3141.1:2011, Pilar Masa Depan Industri Susu Indonesia
November 25, 2024
Manfaat Luar Biasa Vitamin C untuk Pertumbuhan dan Kesehatan Pedet
November 25, 2024
Menilai Kualitas Kolostrum dengan Brix
Oktober 20, 2024