Dairy Economist note : Indonesia Food Security and Sustainability

Ada satu website yang menurut saya sangat penting untuk menjadi renungan kita bersama, namanya http://impact.economist.com

Website ini memberikan data detail berupa informasi grafis tentang situasi ekonomi seluruh negara didunia dan bagaimana dampaknya pada kehidupan masyarakat di sektor riil. Anda bisa menemukan Global Economy Index di website ini dan memilih negara mana yang anda ingin ketahui. Menurut website ini, Indonesia memiliki 6,5% Prevalence of Undernourishment yang artinya terdapat 6,5% masyarakat Indonesia yang konsumsi makanan sehari-hari nya tidak bisa mencukupi kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan menjaga kesehatannya. Masih menurut website ini, Indonesia memiliki 31,8% anak-anak stunting, 17,7% anak-anak memiliki bobot badan dibawah normal, namun disaat yang sama juga memiliki 6,9% obesitas.

Angka ini bukan hanya menunjukkan ketidakseimbangan distribusi nutrisi pada masyarakat Indonesia namun juga ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam menyediakan nutrisi yang cukup bagi keluarga dan terutama anak-anak. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, makanan dasar sebagai bahan baku energi tubuh menjadi tidak terjangkau…

Kabar baiknya, kita juga memahami bahwa energi adalah hasil metabolisme gula dan gula adalah hasil metabolisme karbohidrat. Dengan konsep ini, maka menyediakan karbohidrat menjadi pintu awalnya. Kecukupan karbohidrat tubuh akan di “back up” oleh lemak yang jika tubuh membutuhkan energi dalam jumlah banyak, lemaklah yang akan dimetabolisme menjadi karbohidrat. Namun melihat tingginya angka stunting, maka karbohidrat bukanlah solusi tunggal karena kita juga tahu bahwa stunting itu berarti defisiensi protein karena proteinlah yang akan menjadi kunci dasar dalam metabolisme energi tubuh manusia. Maka fokus dalam menyediakan protein yang cukup bagi masyarakat adalah kunci yang sangat mendasar jika ingin membangun Indonesia.

Maka definisi yang benar untuk “food security dan food sustainability” adalah “protein security and protein sustainability”.

Kita harus bekerjasama dalam mengupayakan ketersediaan protein serta memastikan keberadaan jenis protein yang efektif dan mudah. Protein yang Efektif ini artinya adalah protein yang tidak perlu menghabiskan effort yang terlalu besar, tidak “bulky”, mudah mengkonsumsinya, mudah terlihat dampaknya, mudah perlakuannya dan memiliki “multiplayer effect” yang besar.

Protein yang mana itu..???
Anda tentu sudah tahu jawabannya…

Selamat Hari Susu Nusantara…